Anda mungkin sudah mengenali siapa gadis ini yang menjadi 'santapan' mat-mat bangla didalam sebuah hotel.
Video gadis ini menjadi viral beberapa masa dulu disebabkan perbuatan yang dilakukannya itu. Namun disebalik perbuatannya itu, tahukah anda mengapa dia sanggup berbuat demikian???
Ikuti kisah sebenar yang diceritakan oleh seorang rakanya di laman sosial yang telah merungkai segala tomahan dan cacian yang dilemparkan kepada beliau.
Kisah seorang wanita yang memang menyimpan cerita sedih, pilu dan mengharukan. Di Thailand, banyak sekali tempat para wanita menjajakan diri menjadi tempat pemuas nafsu demi untuk menyara hidup.
Beberapa waktu lalu, seorang gadis yang menjadi viral dilaman sosial gara-gara video yang dimuat naik oleh seorang lelaki bangla.
Perkenalkan, nama saya Naiyana (nama samaran). Usia saya 20 tahun. Saya bekerja di sebuah daerah di Thailand, setelah lulus sekolah menegah pertama.
Saya terpaksa memilih bekerja sebagai pelayan nafsu lelaki hidung belang, karena saya harus menampung empat anggota keluarga. Ini bukan hal yang mudah bagi saya. Kadang sedih, tapi apakan daya saya tidak punya pilihan.
Ayah saya sering sakit dan setiap malam saya menangis kerana berpikir tentang keluarga saya yang susah. Bagaimana kami hendak hidup dalam keadaan yang serba kekurangan ini.
Tidak ada pekerjaan lain yang menawarkan penghasilan lumayan seperti ini. Saya akui, pekerjaan sebagai pelacur memang menjijikan.
Dalam satu malam saja, sekitar 8 jam, saya dapat menghasilkan wang sebanyak 1 ribu. Namun, pengeluaran untuk make up dan mempercantik diri juga banyak.
Aku dapat menampung keluarga dengan mudah. Memang lumayan, tetapi wanita mana yang sanggup membuat pekerjaan seperti itu.
Ini kisah nyata saya sebagai seorang perempuan pelacur. Jangan dicontoh atau ditiru. Cukup saya saja. Ini karena desakan ekonomi, tidak lebih. Pengalaman pahit dan pilu ini biar saya simpan dalam hati yang paling dalam.
Risiko paling mudah yang saya takuti adalah soal penyakit HIV/AIDS yang boleh saja menular dengan mudah dari laki-laki yang tidur dengan saya. Aku sedar risiko itu mengerikan, tapi kembali lagi soal ekonomi.
Setiap malam aku harus melayani laki-laki untuk tidur satu ranjang dengan berbagai macam bentuk, mulai dari orang muda hingga tua. Lima sampai lapan pelanggan tiap malam meniduriku.
Rasanya penat dan tidak merasakan apa-apa. Aku belum punya suami, masih bujang. Baru 20 tahun, tetapi sudah malang melintang di dunia ini.
Kalau kebetulan ada pelanggan yang kacak dan kaya, sesekali aku ingin jadi teman lelakinya dan ingin menikahinya.
Tapi, aku sedar hanya sebagai seorang wanita penghibur, tak layak bercakap soal cinta. Namun, bagaimanapun juga, aku punya hati dan cinta yang merindukan kasih sayang seorang lelaki yang tulus.
Saya berharap, ada seseorang yang menolong saya dari dunia gelap ini, menikahiku dan menjalin rumah tangga dengan baik. Aku juga ingin dicintai. Aku rindu itu.
Ini kisah, cerita dan pengalaman pahit dariku, seorang wanita yang jangan sampai kamu semua tiru. Walaupun aku dikecam hebat gara-gara satu video yang dimuat naik baru-baru ini, aku tetap tabah kerana mereka tidak faham akan keadaan ku ini.